Makna Kematian bagi ANak

BERBICARA mengenai kematian memang tidak mudah. Banyak orangtua yang biasanya bersedia dan dapat membicarakan hampir setiap masalah dengan anaknya, juga menghindar dan merasa tidak enak ketika ditanya tentang kematian. Mungkin itu disebabkan karena kebanyakan orang tidak ingin memikirkan kematian.

WALAU tidak enak, kematian memang terjadi. Dan, bila seseorang yang dicintai meninggal, penting sekali bagi orangtua untuk menjelaskannya kepada anak.
Kesulitan bicara kematian terjadi karena anak-anak belum mengerti apa artinya meninggal dunia. Apa artinya surga, apa artinya pergi tidak kembali lagi. Dia akan selalu bertanya-tanya mengapa orang yang disayangi itu meninggalkan dia.

Kematian biasanya menimbulkan perasaan campur aduk pada anak.
Nah minggu kemarin tetanggaku persis pinggir rumah, biasa aku menyapa Bu Haji...beliau seorang Ibu, Nenek, Uyut yang solehah.....jangankan keluarganya aku aza sedih banget..hmmm namanya sama tetangga nggak mungkin dong kita diam aza..pasti bantuin persiapan dari mulai datangnya jenazah sampe mau ke pemakaman...ketika datang jenazah...mulai deh Azka tanya-tanya...
"Mi..kenapa Bu haji ditutup mukanya",
" iya Bu Haji kan udah meninggal",
"kenapa meninngal", itulah pertanyaaan anak usia TK
"Bu Haji di Panggil sama Allah SWT"
" emang mau ngapain dipanggil,
"kita kan diciptakan sama Allah, jadi sekarang dipanggil sama Allah, karena Allah sayang sama Bu Haji",
Azka melamun sejenak, "Bu Haji mau keSurga ya Mii...",
"insya Allah..makanya kaka harus rajin Sholat, ngaji...dsb", saat itu Azka merenung nggak tahu apa yang dipikirannya tanpa ngasih pertanyaan lagi.
KEMATIAN merupakan konsep abstrak yang tidak mudah dijelaskan kepada seorang anak. Orangtua memang bisa mengambil contoh konkret seperti pohon yang layu lalu mati. Namun, hal itu belum bisa memenuhi rasa ingin tahu anak yang tingkat intelegensianya belum berkembang maksimal.

Anak di bawah usia tujuh tahun akan kesulitan mencerna apa itu kematian. Orangtua mungkin bisa memakai kata "pergi jauh dan tidak kembali", atau "tidur selamanya", atau "pergi ke surga", atau "diambil Tuhan". Kata-kata seperti itu tidaklah bijaksana karena akan terus menimbulkan pertanyaan dari anak, yang akhirnya membuat sulit orangtua menjawab.

0 komentar:

Posting Komentar