"Ngabuburit" seruu bersama Anak

Menunggu waktunya Buka Shaum (Ngabuburit)...kita lakukan bisa dimana aza..termasuk dirumah pun, kita lakukan dengan senang hati, terutama bersama anak kita.......Alhamdulillah tahun ini Azka udah mulai Full Shaum sampai Maghrib...Subhanalloh..luar biasa banget, karna di setiap jam-jam terakhir mau Buka...udah mulai gelisah....udah banyak nanya, "miii berapa jam lagiii"..."miii berapa menit lagi".......

Pertanyaan itu terus diulang...sampe anakku ikut ke dapur...dan suatu saat...karena Umminya jarang bikin Kolak pisang sendiri, (karna efektifitas waktu, dan hanya berempatan akhirnya suka beli hehehe)...
Dan hari kelima Shaum..Azka ngasih ide...katanya " kolak pisangnya pengen Ummi yang bikin"..
Akhirnya bikin deh...tapi saat pembuatan Kolek tersebut..Azka ikut terlibat...."Umiii aku bantuin yaa"...

Subhanalloh Kaka bantuin Ummi... dari pemotongan pisang...sampe jadi kolek tersebut....didalam pengerjaan kolak tersebut..azka banyak nanya " mii pisangnya jadi banyak yaa...." trus miii ini....mii itu.... dan banyak lagi sampe dia cerita disekolahnya, temen-temannya...apa yang dia mau...apa yang bikin dia bete...waduuh ...jadi keluar semua yang ada di hatinya....sungguh luar biasa..sambil kita terus pancing obrolannya....Subhanalloh....sampe akhirnya Pertanyaan terakhir buat saya....."Miii...nanti kalo kaka shaumnya tamat sampe mau lebaran (maksudnya Fulll sebulan)....mau ngasih Hadiah apa????"...hehehhe..ada maunya juga yaa...tapi itu sesuatu yang Luaar biasa....."Insya Allah ada suatu kejutan Buat Kakak nanti lebaran...."

Nah..."Ngabuburit" bersama anak ...sungguh menyenangkan sekali..kita benar-benar BERSAMA anak...kita gali terus perasaannya, pikirannya....Insya allah bisa...ternyata bisa, dan disitu pula anak merasa terlibat, banyak suatu hal yang baru didiri anak....kita pun merasa ada sesuatu yang istimewa, walaupun bentuk potongan pisangnya..tidak sesuai apa yang kita mau..tapi tetep kita hargai...Biarin aza..kan mau dimakan ini hehe....potongan pisang khas Azkaku..."I love You full Kakak & Azzam"....

membiasakan sholat pada anak

sesungguhnya setiap anak itu cerdas, kreatif, tapi tergantung kita orangtua sebagai model buat anak-anaknya, dengan kita membiasakan sholat berjamaah, ketika waktunya sholat anak akan terbiasa dan akan selalu ingat waktunya sholat, itu sebagai pembiasaan buat anak, anak akan tidak merasa terpaksa, begitu pula dengan pembiasaan yang lainnya.

Posted by ShoZu

membiasakan sholat pada anak

sesungguhnya setiap anak itu cerdas, kreatif, tapi tergantung kita sebagai orangtua yang menjadi model dalam setaip prilaku kita, begitu juga sholat, kita tidak perlu memaksakan anak sholat, dengan pembiasaan berjamaah, dengan kita sholat didepan anak pun, anak akan mengikutinya, dan akan terus dan terus, setiap waktunya sholat anak menjadi tau, bahwa ini waktunya sholat.

Posted by ShoZu

Persiapan Ramadhan Buat si Kecil

Beberapa hari lagi, insya Allah kita akan kedatangan tamu agung, tamu yang ditunggu-tunggu
kaum muslimin yang beriman. Tamu itu adalah bulan Ramadhan. Di antara persiapan menyambut bulan mulia ini yang perlu Anda cermati adalah bagaimana mempersiapkan anak-anak yang masih kecil dan baru akan belajar puasa.

Mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maknanya, sungguh bukan pekerjaan yang mudah. Keberhasilan mengkondisikan anak, memerlukan persiapan sejak jauh hari. Berikut ini beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua, untuk merancang pola pendidikan terbaik bagi putra-putrinya selama bulan Ramadhan. 

A. 5 Hari Sebelum Ramadhan: Mengenalkan Lewat Cerita

Stasiun TV biasanya getol mengiklankan acara-acara andalannya guna menyambut Ramadhan, bahkan jauh sebelum bulan Ramadhan tiba, Anda pun harus memiliki cara khusus untuk mempersiapkan putra-putri Anda. Caranya? Mudah saja, manfaatkan kebiasaan
dongeng atau bercerita yang biasa Anda lakukan. Hanya saja temanya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bulan Ramadhan. 

Pilih cerita-cerita Islam yang menggambarkan suasana puasa dan keutamaan bagi yang
menjalankannya. Bisa juga cerita mengenai kisah-kisah menarik seputar Ramadhan,
baik mengenai sahabat atau Rasulullah yang berjuang di bulan Ramadhan. Atau
Anda dapat mengarang sendiri cerita yang ada hubungannya dengan tema tersebut,
selain menceritakan pengalaman masa kecil Anda ketika menjalani ibadah puasa.
Ini akan lebih menarik minat anak, karena cerita tersebut lebih hidup dan Anda
leluasa berimprovisasi. 

Prolog Ramadhan melalui cerita ini dapat dimulai seminggu sebelum datangnya bulan
Ramadhan. Di antara waktu bercerita tersebut Anda dapat mengajak anak untuk
membuat rencana kegiatan selama bulan Ramadhan nanti, plus target yang ingin
mereka capai. Kemukakan juga harapan apa yang Anda harapkan untuk mereka
lakukan. 

Lewat cerita ini, suasana Ramadhan sudah terbangun dalam alam pikiran anak. Sehingga
ia akan mengharapkan kedatangan bulan ini dengan penuh semangat dan antusias.

B. 3 Hari sebelum Ramadhan: Membangun Suasana

Suasana rumah yang berubah juga akan mempengaruhi semangat anak. Misalnya dengan
mengubah penataan rumah, mempersiapkan ruang khusus untuk sholat berjamaah dan
tadarus Al-Qur'an. Ajak anak-anak menghiasi ruang tersebut dengan tulisan
kaligrafi dan gambar islami. 

Demikian pula untuk dekorasi rumah maupun kamar, bangun nuansa islami. Misalnya dengan
mengubah letak play station, tv ataupun buku dan majalah yang bersifat umum,
berganti dengan buku-buku atau majalah keislaman yang mudah dijangkau.

Kamar tidur anak dapat dihias dengan tulisan hadist, motto ataupun semboyan yang akan
membangkitkan semangat mereka jika nanti menahan lapar dan haus ketika puasa.
Tempelkan juga target dan jadwal kegiatan yang telah disusun bersama. Ibu
sebaiknya mempersiapkan bintang-bintang yang siap ditempel untuk setiap rencana
yang berhasil dicapai anak. Kerjakan bersama anak agar ia termotivasi untuk
mendapatkan bintang sebanyak mungkin sampai akhir Ramadhan. 

Kebiasaan Ayah mengecat rumah menjelang lebaran, yang biasanya dilakukan pada saat puasa, dapat dimulai justru sebelum Ramadhan. Di samping membangun mood anggota
keluarga, juga agar selama Ramadhan lebih banyak waktu yang dapat digunakan
untuk kegiatan ibadah. 

C. 2 Hari Sebelum Ramadhan: Persiapan fisik

Ibu dapat mulai menyusun menu dengan gizi yang seimbang untuk anak yang puasa. Juga
mulai melatih pola makan dari 3 kali sehari menjadi 2 kali saja. Bila dilihat
dari pola kebiasaan makan, berpuasa sebetulnya hanya memindahkan jam, atau
mengurangi satu kali waktu makan saja. Bila biasanya makan 3 kali sehari, menjadi
2 kali, yaitu waktu sahur dan waktu berbuka puasa. 

Penyusunan  menu ini untuk menghindari terjadinya kekurangan zat gizi pada anak. Kecukupan gizi pada anak akan terpenuhi apabila saat berbuka dan makan sahur mereka
mengkonsumsi makanan yang beragam dalam jumlah yang cukup. 

D. 1 Hari Sebelum Ramadhan: Sahur Yuk!! 

Bila esok mulai berpuasa, berarti malam sebelumnya kita akan melaksanakan sholat
taraweh dan sahur. Melatih anak-anak untuk berpuasa dapat dimulai dengan
belajar bangun malam untuk makan sahur bersama. 

Untuk menarik minat anak, siapkan menu makanan kegemarannya dan buat suasana sahur
menyenangkan baginya sehingga tidak merasa berat bangun tengah malam. Biarkan
anak makan di akhir waktu sahur. Awal puasa, biarkan mereka coba dulu puasa
hanya setengah hari. Ia akan berbuka pada tengah hari karena masih latihan.
Dengan cara latihan yang bertahap seperti itu, si anak tidak merasa berat lagi
untuk melakukan puasa. 

E. Nilai Plus Puasa Bagi Anak 

Banyak sekali nilai plus dari puasa termasuk untuk anak-anak. Nabi Muhammad SAW
bersabda: "Berpuasalah, niscaya kamu sehat." Dari sisi kesehatan, ibadah puasa memberikan istirahat pada organ-organ pencernaan tubuh, termasuk sistim enzim dan hormonal, yang kemudian akan bekerja kembali dengan lebih sempurna. 

Selain itu anak-anak yang mencoba untuk ikut berpuasa, sesungguhnya sedang dilatih
untuk berdisiplin. Berdisiplin untuk bangun sahur pada malam hari, makan tepat
waktu berbuka dan menahan nafsu. Termasuk sebagai latihan untuk taat pada
perintah agama. 

Latihan ini bukan hanya pada menahan lapar saja, tetapi lebih penting pada esensi
berpuasa itu sendiri. Karenanya, bila memang belum waktunya anak puasa penuh,
biarlah mereka berbuka di tengah hari. Bukankah segala sesuatunya berlangsung
bertahap? Termasuk dalam mendidik si kecil dalam hal puasa. 

Pembiasaan puasa juga bisa mendidik anak-anak untuk jujur, misalnya mereka tetap berpuasa sekalipun teman-temannya di sekolah tidak. Kalaupun karena tidak kuat menahan
lapar atau godaan teman ia terpaksa berbuka di luar rumah, anak juga bisa
diajar untuk berterus-terang, bukan berbohong dan malu mengakui kesalahannya.

Anak marah-marah

Cara mengatasi sikap manja yang berlebihan apalagi sampai mengganggu kemandirian anak diantaranya adalah dengan :

1. Melakukan pengenalan terhadap pengalaman pribadi kita, kemudian sadari bahwa masa kecil yang kurang bahagia, dikekang atau serba kekurangan tidaklah berarti dengan begitu kita ingin memanjakan anak kita lantaran tidak ingin terulangnya masa-masa yang lalu tersebut terhadapnya.

2. Anak jangan selalu dijadikan sebagai pusat perhatian. Sebaiknya usahakan agar anak juga banyak melihat kegiatan dan mendengar pembicaraan orang-orang disekitarnya.

3. Anak yang merengek minta perhatian. Cobalah alihkan dengan hal lain yang disukainya. Lakukan hal ini setiap kali sambil menjelaskan bahwa anak perlu melakukan hal penting terlebih dahulu.

4. Berilah contoh cara bergaul yang baik. Misalnya, dengan mengajarkan anak kita meminjamkan barang yang diperlukan oleh temannya.

5. Berikan pelukan kasih sayang dan kata-kata yang membuat dirinya nyaman.

6. Jika keinginan anak bermanja secara tiba-tiba meningkat dan nampak dengan jelas ada reaksi pada waktu-waktu tertentu. Berikanlah waktu pada anak untuk menyesuaikan diri memenuhi kebutuhannya tersebut.

Adapun untuk mengatasi masalah prilaku anak yang senang memukul, mencubit atau menendang adalah sebagai berikut :

1. Orang tua bersikaplah tegas dengan menegakkan disiplin yang sudah disepakati bersama (antara anak dengan orang tua).

2. Reward, berikanlah reward atau ganjaran yang positif untuk tingkah laku anak sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini di ambil manakala anak bertingkah laku baik seperti tidak memukul. Saat seperti itu berilah ia hadiah atas usahanya untuk berubah. Dan tidak harus hadiah selalu berupa barang tapi bisa dengan pelukan, ciuman, makanan kesukannya atau sekedar dengan ucapan terima kasih.

3. Ajarkanlah ketrampilan sosial pada anak. Karena anak perlu dilatih mengatakan apa yang ia kehendaki dan memikirkannya secara jelas.

4. Pada saat yang tepat. Berilah alternatif dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain, dan bercerita serta orang tua bertindak sebagai pendengar aktif.

5. Menetapkan aturan yang jelas. Artinya orang tua harus tegas ketika anak melakukan aksinya. Sehingga nada bicara maupun ekspresi menunjukkan bahwa orang tua tidak sepakat dengan aksi itu. Contoh, ketika anak menendang maka kita bisa mengatakan : “Maaf ade, kalau ade masih suka menendang seperti itu, maka mama tidak izinkan ade untuk bergabung bersama kakak dan mama melanjutkan permainan ini!”

6. Selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan anak sesibuk apapun kita. Karena salah satu sumber perilaku negatif anak adalah karena kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi, terutama dari orang tuanya. (by . Eramuslim dot com)