Parenting School II

Mungkin ini adalah rangkuman dari hasil acara PSPA kemaren semoga benmanfaat buat kita dan semoga menjadi orangtua yang Sholeh Amin

Bersama anak, bukan hanya di dekat anak
Sangat penting untuk meluangkan waktu bersama anak, bukan hanya berada di dekat anak. 'Bersama anak' artinya kita ikut terlibat dengan kegiatan yang sedang dilakukan anak, entah bermain, belajar, atau apa pun.

Motivasi dari dalam, lebih baik daripada motivasi dari luar
Contoh motivasi internal: keinginan belajar anak karena rasa penasaran akan sesuatu.
contoh movitasi eksternal: suruhan, rasa takut (diomeli/dimarahi).
Motivasi internal akan jauh lebih kuat mendorong anak untuk melakukan hal-hal positif, daripada motivasi eksternal.

Prestasi, bukan prestise
Adakalanya orang tua mengejar prestise, melalui apa yang dicapai anak. Jika demikian, maka hal yang memberi prestise, misalnya nilai mata pelajaran, akan menjadi tujuan pencapaian orang tua.
Seharusnya yang dikejar adalah prestasi anak. Perolehan nilai mata pelajaran hanya salah satu indikator prestasi.

Proaktif, bukan reaktif
Contoh sikap reaktif:
Kita memarahi dan menasehati anak ketika mereka berantem.
Contoh sikap proaktif:
Kita mengapresiasi ketika anak sedang bekerja sama, main bersama misalnya.

Dahulukan reward, bukan punishment
Meskipun hukuman itu bisa saja diberikan ketika anak melakukan kesalahan, tetapi lebih baik dan harus jauh lebih didahulukan penghargaan ketika anak melakukan kebaikan. Jika akan membuat hukuman bagi pelanggaran tertentu, pastikan hukuman tersebut bisa dilaksanakan. Sebagai contoh, mengatakan pada anak di mall "Kalau kalian lari-lari terus, nanti ditinggal!" adalah hal yang tidak mungkin dilakukan.

Jangan pernah berbohong pada anak
Kita mungkin pernah mentolerir kebohongan pada anak untuk hal-hal tertentu. Seharusnya kita tidak boleh sama sekali berbohong kepada anak, karena akan mengurangi kepercayaan mereka terhadap kita. Kurangnya kepercayaan anak kepada kita akan menyebabkan anak mencari pihak yang lebih dipercaya di luar rumah.

Tidak menyakiti fisik anak
Menyakiti fisik adalah salah satu contoh sikap reaktif ketika anak melakukan kesalahan, dan hanya akan menghentikan anak dalam jangka pendek.


Anak, Si Pembelajar
Pada dasarnya anak senang belajar. Itulah mengapa bayi pada umumnya sangat antusias mengejar sesuatu yang baru mereka lihat, meskipun harus berkali-kali jatuh. Yang sering tidak kita sadari, cara mereka belajar bisa jadi tidak sama dengan apa yang kita bayangkan. Mereka belajar dengan cara mengamati, menyentuh, menggigit apapun bagi bayi, mengacak-acak mainan dan sebagainya.
Konon, menurut penelitian, 80% anak malas belajar karena sress, entah di rumah atau di sekolah.

Beberapa tips mengajak anak belajar:

* Bawa anak pada kondisi nyaman dulu, misalnya awali dengan permainan, tebakan dsb.
* Usahakan anak penasaran dengan materi ajar: pancing dengan pertanyaan, ajak berimajinasi dsb.


Konsisten, konsisten!
Saya baru sadar betapa berbahayanya inkonsistensi dalam membuat aturan. Sebagai ilustrasi, ketika di awal kita melarang anak beli coklat, kemudian akhirnya memperbolehkan mereka beli karena merengek, nangis, bahkan mungkin mengamuk, maka anak akan belajar beberapa hal:

* Kata 'tidak boleh', ternyata bisa berarti 'boleh'
* Semakin besar 'gangguan' yang dilakukan, 'tidak boleh' itu semakin mendekati 'boleh'. Jadi kalau ingin berhasil, tinggal dinaikkan saja level gangguannya.
* Upaya negatif (menangis, merengek, mengamuk), ternyata bisa menghasilkan hasil positif (dibelikan coklat tuh...)
* Ternyata orang tua gak bisa dipercaya


Positif, bukan negatif
Selalu beri anak energi positif, bukan energi negatif

* Gunakan kalimat positif, jangan kalimat negatif (misalnya menggunakan kata 'jangan', 'tidak', 'tidak boleh'). Bayangkan apa yang akan kita rasakan jika seseorang berkata "Jangan membayangkan seekor monyet berbadan besar, berbulu hitam, bergelantungan di pohon, bersuara uukk...ukk...". Kita pasti akan membayangkan sang monyet dengan jelas, meskipun sudah jelas-jelas dikatakan "jangan". Jadi lebih baik mengatakan "Nanti kita akan beli anu, anu dan anu", daripada mengatakan "Nanti jangan beli coklat ya...".
* Tidak memberi stigma negatif terhadap anak, misalnya dengan mengatakan "Iya nih, anak saya memang pemalu...." Jadi pemalu beneran terus menerus deh. Setiap anak pasti punya kelebihan. Angkat sisi-sisi yang jadi kelebihannya itu.

Meninggikan, jangan Merendahkan
Seperti juga orang tua, anak ingin dihargai, punya harga diri. Kadang kita secara tidak sadar merendahkan harga diri anak dengan cara: mengomeli, memarahi, menasehati terus menerus, sehingga di pikiran anak tertanam:

* Saya ini memang gak bisa
* Biar aja yang memutuskan ayah/ibu, toh kalau saya yang memutuskan mesti salah
* Pendapat saya mesti salah, pendapat ayah/ibu yang benar

dan seterusnya, yang membuat anak menjadi kurang percaya diri dan menilai negatif dirinya sendiri

Mendengar, baru berbicara
Kita kadang memandang anak sebagai 'makhluk kecil yang belum ngerti, dan karena itu harus diberitahu, dinasehati dst', sehingga kita jarang mau mendengar apa yang diinginkan dan dirasakan anak. Kita seharusnya mau lebih banyak mendengar, karena dengan kita dengarkan, rasa percaya dirinya akan naik, potensi berpikirnya pun akan lebih tergali. Ketika si Kakak memukul adeknya misalnya, maka seharusnya hal pertama yang kita lakukan adalah mendengar dan mencari tahu apa yang dia pikirkan/rasakan, sehingga si Adek dipukul. Setelah kita dengarkan, baru berbicara kepadanya: menasehati, memintanya untuk minta maaf dan sebagainya.

Parenting School

Maaf nih baru posting hari ini , maklum sibuk aku lagi nyari koneksi internet yang bisa terjangkau kerumah dengan alamat baru hehehe...maklum baru pindahan nih...
Kemaren tanggal 7-8 Februari masih teringat dan aku sangat terharu sedih senang ketikamengikuti acara Parenting school, memang judul diatas artinya sekolah Orang tua tapi sangatpenting buat kita sebagai orang tua....mungkin udah ada yang pernah ikutan acara ini ?.....wooow kereen Abis.....Seru...

Ya Acara ini dyang ngadain nya Sekolahan Azka, itu diprakarsai oleh para Umi Komite sekolah, ya kemaren 2 hari penuh acaranya, sangat bermanfaat sekali...sebagai pembicaranya
Pak Ihsan Baehaqi dari Auladi PSPA (Progran sekolah Pengasuhan Anak)
pun ...ada ya sekolah orang tua memang itu adanya....dan tidak hanya anak aza yang perlu sekolah tapi kitasangat penting ilmu bagaimana mendidik anak dengan baik...

Ya kemaren Pak Ihsan banyak tips buat kita, ternyata Modal mendidik anak itu
berawal dari mulut ...dan mulut tersebut kadang kita menganggap sepele tapi susah gampang...dan itu sebuah tantangan buat kita...yang sangat membingungkan ketika kita melihat anak-anak kita berantem, ada cara tersendiri yang menurut Pak Ihsan, ternyata mulut kita juga kadang salah, ketika dulu sebelum ikutan program ini, kalau anak saya beranten contoh karena yang sering merebut mainan itu adiknya, saya selalu bilang
"ayo kak..kakak ngalah aza ya, kakak kan anak soleh, sayang sama azzam", dan pada saat itu kakanya malah marah ke saya, dan adenya merasa ada pembelaan dari saya kakanya bilang
" Umi mah Azzam aza, itu kan mainan kaka, padahal Azzam yang merebut mainan kakak" dia sambil ngangis, ya Allah.. kadang saya sedikit maksa juga ke Kakaknya ternyata masih salah.

Tapi setelah ikutan kemaren Pak ihsan bilang bagaimana kita meleraikan anak kita contoh diatas, saya coba caranya pak Ihsan, dan beliau bilang kita intinya juga harus bisa MEMAHAMI dan MENDENGARKAN anak kita, apalagi PERASAANNYA, ya Allah Maafin Umi ya kak...

Nah ketika berebut mainannya saya coba caranya beliau, biasanya kan Kakanya Nangis, sayapeluk kakanya" Kakak sedih ya, kakak marah ya mainannya diambil Azzam" akhirnya setelah itu Kakaknya Nagis meledak, saya elus, kepalanya saya sun keningnya, biarkandia mengeluarkan perasaannya Kakanya bilang sambil nangis, "iya Umi Azzam mah gitu, rebut aza, kan azzam juga punya" dan akhirnya Azzam ikut meluk juga ke kakaknyasambil ngasiin lagi mainanya, dan saya bilang minta maaf ya ke kakak dia langsung bilang sambilmeluk " maaf ya...." hanya itu kata-kata yang terlontar dibibirnya...
subhanallah dengan cara seperti itu pun sangat manfaat sekali dan saya pun sambil peluk adiknya juga. Ya allah trima Kasih pak ihsan sungguh ilmu yang sangat banyak selkali manfaatnya, insya allah masih bersambung ya tips-tipsnya hasil dari PSPA.

Dan semoga kita tetap konsisten sebagai Orang tua, dan menjadi orang tua yang soleh...masih banyak kekuarangan dalam mendidik anak......