Fungsi Kisah dalam Pembentukan Kepribadian Anak


Tanggal 30 September 2006 kemarin aku dapat undangan dari Syaamil, ada acara seminar mini di Mesjid Istiqomah Jl Citarum Bandung, seru banget, kita dapat buku tentang "20 Kesalahan mendidik anak" di seminar ini menjelaskan tentang fungsi kisah Nabi Muhammad SAW, dan pada dasarnya diambil dari buku Muhammad Teladanku oleh Eka Wardhana, dan beliau juga yang jadi pembicaranya saat itu....memang kadang kita nggak terfikir buat apa itu kisah ternyata banyak hal yang harus diambil makanya apalagi buat anak kita..jangan sampai anak kita mengidolakan salah satu group band atau apalah...yang jelas kisah Rosululloh ini biar anak sangat dekat siapa Rasululloh....
Harus diyakini betul oleh keluarga muslim bahwa teladan yang harus diketahui kisahnya adalah Nabi Muhammad SAW. Bahkan dibanding kisah nabi-nabi yang lain. Kurangnya bacaan tentang Nabi Saw, akan membuat keyakinan luntur dan patah juga akan mengajak pembacanya mencintai Allah, para sahabat Nabi dan orangtuanya.
Bila kisah Nabi Muhammad Sawa sudah tertanam dalam qolbu, insya allah anak akan tumbuh menjadi seseorang berkepribadian kuat,

Mengapa? setidaknya ada beberapa alasan :
  • Anak akan mengerti tujuan hidupnya, bahwa hidup harus dibaktikan demi cinta Allah Swt dan rasulnya.
  • Anak akan bangga menjadi seorang muslim, Anak yang bangga identitasnya tumbuh lebih sehat dan produktif
  • Anak memiliki semangat ibadah yang tinggi. Hal yang ini penting sebab masa kanak-kanak adalah masa pembiasaan segala aktivitas, termasuk ibadah
  • Bercermin pada kegigihan perjuangan Nabi Muhammad Saw, anak akan punya referensi yang sangat baik untuk berjuang meraih cita-citanya

Itulah Resume dari seminar mini sangat bermamfaat sekali buat anak-anak kita.

Berawal rasa malu, Tanamkan toleransi dengan puasa,


ARTI kata toleransi adalah sikap terbuka dan menghormati perbedaan. Toleransi juga berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil sehingga tercapai kesamaan sikap.
Biasanya pada anak-anak usia TK, yaitu 4-5 tahun, diawali dari malu dilihat orang lain tidak berpuasa sehingga menimbulkan toleransi. Kemudian, berlanjut dengan rasa malu jika ia tidak berpuasabegitupun anak saya Azka di sekolah selama bulan puasa tidak boleh bawa makanan kecuali air putih...hari pertama saya khawatir tidak bawa apa-apa takut nangis pengen makanan...akhirnya aku bawain..ternyata pulang masih utuh...aku tanya
"kak..kenapa nggak dimakan makanannya"
dengan antusias azka menjawab " Mi...kata bu guru ini kan bulan puasa jadi kita harus menghargai yang puasa"
"kakak di sekolah nggak laper nak!"
"ya nggak..kakak malu kalau makan..minum juga malu"
Subhanalloh.. alhamdulillah.....ada perasaan toleransinya karena berawal dari rasa malu..besoknya tidak bawa apa-apa hanya air putih juga tidak diminum..akan tetapi pulang sekolah...glekh...glekh habis 2 gelas hehehe...azka baru 4 tahun kelas TKa..bener-bener sudah punya rasa bahwa ini bulan puasa tidak boleh makan dan minum..